Saturday 2 May 2015

One Month Crush In Apartemen! [Yadong boy in my apartemen!] Part 3

diambil dari https://kpopsotoybanget.wordpress.com/2013/07/08/ff-omcia-yadong-boy-in-my-apartement-part-3/

TENG TUNG
10 menit berlalu dan pintu apartemen Kai pun berbunyi. Tanda anak-anak pembawa masalah itu sudah datang. Kai hanya membeku di kamar dan tak mau membuka pintu namun,
“Ah.. siapa yang datang saat aku tidur siang begini?” Leera yang tertidur di sofa sontak terbangun karena menengar bunyi bel apartemennya. “Ya tunggu tunggu,” Ia lalu bangkit dari sofa dan berlangkah gontai menuju pintu. Sementara itu Kai langsung keluar dari kamar dan menjerit pada Leera.
“Jangan! Jangan dibuka!” Kai berujar panik dan menjerit pada Leera. Leera hanya mengangkat bahunya dan mencibir. “Hoammm.. mengapa jadi panik begitu? Aku hanya ingin membukakan pintu untuk tamu, dasar aneh..”
Leera lalu menyambar gagang pintu dan perlahan lahan membukanya. Terlihat beberapa namja di depan pintunya itu. Ekspresi namja-namja di depannya itu terlihat bingung dan menekuk alisnya.
“Kau?? Mengapa kau bisa disini?!”
#
Author POV
“Kau? Mengapa kau bisa disini?!”
D.O yang membuka gagang pintu sontak membulat matanya. Bentuk O.O dengan jelas terbentuk disana. Lalu Baekhyun menatap horror yeoja di depannya. “Kau….” Lanjut Baekhyun lagi. Membuat sorot mata Leera menajam.
‘KYA! Ada apa ini!’ Pekik Leera dalam hati. Spontan dalam slow motion kepala Leera mulai berputar ke belakang. Ia menatap tajam Kai yang sedang mematung. “Babo…” gumam Leera.
Kepala Leera lalu kembali menghadap dan tersenyum sangsi pada namjanamja yang berada di pintu itu. “Ehhh.. annyeong,” sapanya.
Ia lalu menghadap kearah Kai lagi dan berbicara pada Kai tanpa suara dan isyarat tangan.
“Kau.. urusi mereka..!” Kata Leera tanpa suara. Tangannya kini membentuk kode-kode. Yang alhasil dimengerti oleh Kai.
Kai pun mengangguk dan menelan ludahya dalam-dalam. ‘Baiklah.. ini ajal..’ Kai lalu melangkah ke pintu. Sementara Leera mulai enyah dari sana. Ia menuju ke kamarnya. Untuk menyembunyikan diri- agar ia tidak terkena masalah dan ocehan-
Kai kini berada di depan namjanamja itu. Sesungguhnya untuk menyambut mereka sangatlah berat.
“Ssilahkan masuk..” Katanya dengan nada yang didatar-datarkan. Lalu semuanya masuk— Baekhyun, Suho dan Sehun. Mereka semua sudah mulai duduk di sofa. Sementara D.O tetap berdiri di depan pintu menunggu Kai duduk. D.O lalu menepuk pundak Kai.
“Ya.. Kai. Apa yang kau lakukan dengan yeoja itu, eoh?” Bisik D.O pada Kai. Pupil mata Kai langsung mengecil mendegarnya. Ia lalu menatap D.O dengan death glare super mematikan.
Aniya! Aku tidak melakukan apa-apa! Kau harus mendengarkan aku dulu hyung!” Pekik Kai tapi dengan desahan kecil. Membuat Baekhyun dan yang lainnya penasaran apa yang menjadi buah pembicaraan mereka.
Akhirnya D.O dan Kai duduk di sofa. Mata Baekhyun terus mengikuti bayangan mereka hingga duduk. Saat Kai sudah terduduk, barulah tawa Baekhyun meledak.
“GYAHAHA! Sudah kuduga !” Katanya, matanya itu hilang begitu saja saat ia tertawa. Suho yang melihat itu langsung menepuk pundak Baekhyun. “Ketawanya nanti saja!”
Suho pun menatap lekat wajah Kai yang terlihat eum.. abstrak. Sungguh abstrak.
“Err.. Kai?” Sapa Suho. Namun, dengan nada menyelidik. “Jelaskan pada kami..”
Kai pun menghembuskan nafas berat dan menunduk. Lalu ia menatap wajah hyungnya itu.
“Ini tidak seperti yang kalian fikirkan, hyung..”
Kai mencoba santai dan tenang. Ia tidak bisa membayangkan kalau ada Leera di sampingnya sekarang. Yeoja itu pasti sudah menjerit-jerit seperti orang gila.
“Tidak mungkin Kai. Buat apa yeoja itu kemari kalau begitu?”
“Dan… jangan-jangan.. alasanmu pindah ke apartemen karena ingin melakukan sesuatu dengan yeoja itu?”
“Apa yang kau dapatkan di dalam roknya hah!”
Berbagai pertanyaan dari mereka menghujani fikiran Kai. Ia pun kembali menenangkan diri dan menghembuskan nafas dalam-dalam. Sementara D.O hanya menepuk-nepuk pundaknya. “Kau masih SMA, Kai… belum bisa melakukannya dengan baik..”
Kata-kata itu sontak membuat Kai mencelos seketika. Sebegitunya kah mereka berburuk sangka pada temannya sendiri. Ia lalu melotot pada D.O.
Hyung! Jangan berbicara yang tidak-tidak!”
Kai mulai naik pitam. Sepertinya ia sudah tidak bisa menahannya. Bagaimana tidak? Tuduhan itu sangat menyayat hatinya. Ya, walaupun Kai hanya ingin bermain-main kecil dengan yeoja itu, Kai tidak akan sampai melakukan itu padanya.
D.O pun menelan ludahnya dan meminta maaf. Sementara itu Baekhyun pun hendak tertawa lagi. Namun Suho membekap mulutnya. Sementara Sehun, ia tidak mengerti apa yang terjadi.
Suasana hening.
Hening.
Dan hening.
Namun, tiba-tiba..
GROOKK~
Suara perut Kai berbunyi. Menandakan ia belum makan sama-sekali. Kai yang mendengar itu langsung menarik-narik baju D.O dengan paksa. “Kenapa kau jadi lupa tujuanmu kesinihyung? Ayolah aku lapar..” Kai dan D.O lalu bangkit ke dapur. Sementara itu Baekhyun meneriaki nya dari belakang.
“Kalau bisa buatkan aku makanan juga ya!”
“Ne~~” D.O menjawab malas. Hal ini memang sudah sering terjadi di antara mereka.
Sementara D.O dan Kai di dapur. Baekhyun, Suho dan Sehun pun menghidupkan TV dan menontonnya.
Hyung! Kan tadi aku yang menghidupkannya…” Sehun merengek pada Baekhyun yang kini memegang kuasa akan remot TV. Ia tertawa puas,
“GYAHAHA… Kau ingin menonton apa ha? Dora the explorer? Tch,”  Baekhyun menjulurkan lidahnya pada Sehun yang memasang puppy eyes. Ia lalu berbalik dari pandangan Sehun dan kembali memijat remot TV. “ckck.. jangan karena TV disini bisa siaran nickelodeon kau jadi memanfaatkannya untuk menonton dora ” Baekhyun bergumam sambil mengganti-ganti channel.
Sehun yang melihat itu lalu bangkit dari ruang TV ke dapur. Tempat D.O dan Kai berada.
“Sedang masak apa kalian?” Sapanya polos pada kedua namja yang sedang memandangi uap dari rebusan mie.
Kai lalu menaikan sebelah alisnya pada Sehun “Nih, kau bisa lihat sendiri yang mengambang di rebusan itu apa?”
“Oh! Mie Kare Ayam!” Sehun memekik keras. Membuat Baekhyun menjerit dari ruang tamu.
“Hey! Masakan diriku juga jangan lupa!”
“Ya ya!” Balas Kai dari dapur.
D.O pun mengajari Kai bagaimana cara memasak mie. Ia menyuruhnya mengambil gunting dan memotong ujung kemasan mie tersebut (Khusus bumbunya).
“Hati-hati jangan sampai tumpah, ne..” Kata D.O sambil mengamati detik demi detik Kai yang menggunting kemasan kecil tersebut. “Yeah, sedikit lagi.. sedikit lagi…” Kata D.O menyemangati. Kai hanya menggigit bibirnya, menjaga agar tangannya tidak bergerak sedikitpun. Tentu saja gerakan tersebut sangat lama.
“Ya! Biar aku saja yang menggunting! Lama sekali!” Teriakan Sehun membuat tangan Kai sukses bergerak dan tahu apa yang terjadi?
Bumbu kare nya meluber dari kemasan.
“SEHUUNNN!” Mereka berdua menjerit pada Sehun. Sementara Kai terlihat sangat kecewa.
Hyung tumpah…” Kata Kai parau. D.O yang memandang itu mengangakan mulutnya pada Sehun.
Kini lantai itu tergenangi oleh bumbu kare. Sementara itu D.O hanya menggeleng-gelengkan kepala.
“Ckckck, butuh waktu lama untuk membersihkan lantai dari bumbu kare yang lengket..”  Kai yang mendengar itu menghembuskan nafas berat. “Lihatlah apa yang yeoja itu lakukan setelah melihat tumpahan ini..”
Sehun pun melangkahkan kakinya agar menjauh dari tumpahan itu. Ia lalu menatap Kai dengan puppy eyes nya.
Mianhae, Kai-a..”
>Sementara dengan Leera<
Leera sibuk menelfon eomma nya. Ia menyambar ponselnya yang tergeletak dan segera mencari kontak eommanya.
TUTTT TUTTT
Yoboseyo..?” Leera mulai berbicara saat telfon tersambung.
*terdengar suara ribut-ribut di telfon*
Ne, leera waeyo?” Terdengar suara samar-samar dari ujung telfon. Maklum, Leera menelfon ke luar negri. Akibatnya sering terjadi gangguan suara.
Eomma? Suara nya tidak jelas..” Balas Leera sebagai respon dari suara samar-samaeommanya.
WAEYO LEERA-a?!” Eomma menjerit sehingga Leera bisa mendengarnya. Leera pun menelan ludahnya dalam-dalam  dan segera menjawab pertanyaan eommanya.
Igo.. mengapa partnerku bisa dia eomma?” Kata Leera ketus.
“Partner? Waeyo? Tuhkan kau pasti sering mengganggunya kan?” Eomma berbicara dengan nada menuduh. Leera tidak terima,
“Justru kebalikannya eomma!” Pekik Leera. Dia tidak terima dia yang disalahkan. Dari awal saja Kai yang sudah membuat masalah dengan roknya itu. Tapi latar belakangnya kan memang Leera yang salah. Mengapa ia memendekan rok?
“Nah! Itulah masalahmu Leera! Kau tidak mau disalahkan! Sekarang eomma sibuk, mohon jangan telfon eomma arraseo? Berbaikanlah dengannya dan jangan ganggu eomma lagi!”
TUTT TUTT~
Sambungan telfon terputus. Sepertinya eomma Leera sedang sangat sibuk disana sehingga ia sampai mematikan telfon. Apalagi mendapat telfon dari Leera dengan masalah yang sepele. Tentu saja eomma dengan pasti mengakhiri telfon.
Leera pun mengacak rambutnya kesal. Ia lalu memanyunkan bibirnya dan Ia pun mencoba menelfon eomma nya lagi.
TUUTT TUUTT nomor yang anda tuju sedang sibuk. Cobalah beberapa saat lagi~
“Sial!” Umpat Leera saat menyadari eomma nya mematikan ponsel.
Namun Leera tidak menyerah, ia tetap menelfon eommanya. Ia tetap bersikeukeuh ingin memberi tahu eomma nya kalau yang menjadi partnernya itu bukan namja baik-baik. Apaeomma ini tidak peduli dengan anaknya?
TUUTT TUUTT nomor yang anda tuju sedang sibuk. Cobalah beberapa saat lagi~
Leera pun sudah menelfonnya lebih dari lima kali. Bukannya ia mendapat balasan pesan suara malahan dia mendapat pesan ancaman dari eomma nya.
From: Eomma yang super cerewet
LEERA, SEKALI LAGI KAU MENELFON EOMMA AKAN EOMMA AMBIL KARTU KREDITMU
~
GLEK!
Leera menelan ludah dalam dalam. Ia memandang pesan itu dengan tatapan super horornya. Ia lalu langsung dengan sigap menekan tombol delete. Ia bergidik sendiri memandangi pesan ancaman kartu kredit itu.
Ia pun menaruh kembali ponselnya di meja lampu. Dan betapa geramnya ia mendapati suara yang ribut,
“SEHUUNNN!”
Mendengar itu Leera mengumpati Kai dalam hati. “Dasar pabo Kai. Untuk apa kau mendatangkan teman-teman gilamu kesini, eoh?”
Leera lalu bangkit dari tempat tidurnya dan keluar kamar. Menuju sumber suara, karena suaranya berasal dari dapur maka ia mendatangi dapur dan mendapati 3 manusia sedang memandangi kare yang tumpah.
Leera memandangi tumpahan kare itu dengan  tatapan horrornya. Ia lalu mengangkat dagunya pada wajah Kai. “Grrrrr….” Geram Leera.
D.O dan Sehun sudah menatap waspada. “Emmm…” Gumam mereka.
Leera lalu menghembuskan nafas berat dan menahan amarahnya. Ia tidak mungkin marah di depan namjanamja keren itu (Karena ada D.O dan Sehun—gengsi). Ia hanya bisa marah dengan namja yang mendzoliminya, Kai. Ia lalu menatap datar semua namja yang menatap waspada padanya,
Gwaenchana.. aku akan membersihkannya. Lanjutkan saja masak kalian, ne..” Kata Leera di lembut-lembutkan. Kai yang mendapati itu tertawa mengejek. “Ckckck dasar giliran adanamja lain saja, ia lembut begitu..”  Gumam Kai.
D.O yang mendapati Leera tidak marah pun menghembuskan nafas lega. “Syukurlah…”
Akhirnya Leera mengelap lantai dan para namja melanjutkan aksi belajar memasaknya.
~
Kini Kai sudah siap dengan mangkuknya. Ia menuju ke meja makan. Mie kare untuk baekhyun juga sudah siap di meja makan. Akhirnya Baekhyun pun datang ke meja makan untuk makan, begitu pula dengan Suho. Namun, sepertinya Baekhyun tidak mau membagi mie nya pada Suho. Jadi Suho tidak makan. Sementara Sehun, dia memang tidak berselera untuk memakan mie instan.
Kini D.O dan Leera ada di dapur. Karena D.O merasa bersalah maka ia ikut membantu mengelap lantai.
“Ya, gamsahamnida D.O-a” Jawab Leera ramah. D.O hanya mengagguk. “Mianhaeyo sudah membuatmu repot..”
Lalu D.O kembali angkat bicara.
D.O pun memandang Leera antusias. “Leera-a?”
Ne?” Balas Leera menyelidik. Ia baru saja menaruh lap di cucian.
“Mengapa kau bisa ada di apartemen Kai?”
Leera yang mendengar itu memutar bola matanya dan kembali menghembuskan nafas berat. “Dengar ne D.O-a. Ini apartemen ku bukan apartemen miliknya..”
“Dia hanya menumpang…” Lanjut Leera. Terdengar kejengahan diantara mereka.
Mwoya? Menumpang? Aku kira ini apartemen miliknya..” Ujar D.O kaget. Sementara Leera hanya mengangguk pelan.
D.O lalu membuka kulkas  dan melihat banyak sayuran dan ikan mentah. Ia mengeluarkan ikan itu dan menaruhnya di atas meja dapur. Ia lalu menatap Leera sambil tersenyum miring.
Mwomwoya?” Jawab Leera kaget. “Ada apa dengan ikan itu?” Kata Leera menyelidik. Ia menerka-nerka apa yang akan dilakukan D.O dengan ikan itu.
D.O lalu menunjuk Leera dengan telunjuknya. “Kau…
…masak ini”
“Kau akan tinggal dengan  Kai kan mulai hari ini? Berarti kau harus memasakan makanan kesukaannya. Ikan !” Pekik D.O membuat Leera terlonjak.
Memasak ikan? Leera takkan bisa melakukannya. “Ttapi.. ttapi…” Kata Leera terbata-bata.
Waeyo?” Jawab D.O. Lalu D.O menebaknya “Aha! Kau tidak bisa memasak ikan ne?”
Leera hanya menggeleng malu. Ia lalu menelan ludahnya dalam-dalam. Tidak! Ia sangat menghindari memasak ikan karena minyaknya akan mengenai wajahnya yang terlalu cute!
“Kau harus belajar Leera-a. Lantas Kai makan mie seharian? Dia bisa sakit Leera-a..” Timpal D.O pada Leera yang terlihat cemas memandangi ikan mentah itu.
“Emmm….” Gumam Leera. Ia menimang-nimang jawabannya. Lalu mengangguk pasrah pada D.O. “Baiklah..”
Leera berinisiatif memasukan minyak ke wajan. Lalu ia pun menghidupkan apinya.
“Ya! Itu terlalu besar apinya! Kecilkan” Kata D.O panik. Memasak dengan api sebesar itu bisa menimbulkan percikan api yang membara. Seluruh percikan akan melukai wajah. Ya, wajah Leera yang katanya terlalu cute itu.
Leera pun mengangguk dan segera mengecilkan api. Ia lalu menunggu sekitar beberapa detik namun D.O tak kunjung memberi intruksi juga. Leera lalu berujar pada D.O “Lah? Kapan ikannya dimasukan ke minyak?”
“Kau harus menunggu sampai minyaknya panas, Leera-a..” Jawabnya santai.
Setelah beberapa menit, akhirnya minyak panas. Dan D.O mulai memberi intruksi pada Leera untuk memasukan ikannya. Tentu saja Leera ketakutan..
“Apa minyaknya akan memercik ?” Tanyanya sembari menatap horror minyak yang sudah menguap itu-layaknya volcano. “Emm.. tidak tidak..” Kata D.O menenangkan, “Cepat masukan ikannya, Leera-a!”
ne .. ne…”
Leera pun memasukan ikan itu ke dalam wajan..
1,
2,
3,
JDARRRRR
“KYAAAAAAAAAAAAAAA!”
“HUAAA MINYAKNYA TERKENA WAJAHKU!” Leera langsung mundur dari kompor. Memegangi wajahnya. Nafasnya tersengal-sengal.
“Hosh,, hoshh..”
D.O lalu melotot pada Leera. “Leera-a mengapa kau lempar ikannya! Taruh saja dengan pelan..”
Leera lalu menjawab takut, “Ya habisnya..”
Kai yang mendengar ribut-ribut di dapur langsung menuju dapur dengan santai. Dia pun melihat ekspresi wajah Leera yang ketakutan. Ia memegangi kedua telapak tangannya dan menaruhnya di depan mulutnya.
Kai terkekeh melihatnya. “Mwoya? Seperti melihat hantu saja.. GYAHAHAHA…”
Leera yang mendengar tawa Kai sontak naik pitam. Ia mendekati Kai dan menjitaknya.
PLETAKK
“Wadaww…!” Kata Kai kesakitan. Ia lalu mengelus kepalanya dan menatap Leera dengan pandangan tidak terima. “Hey? Apa salahku paboya!” Balasnya.
Leera melotot pada Kai. Sontak membuat mata mereka bertemu. “Untuk apa kau tadi tertawa eohh?” Balas Leera horror.
“Hey hey! Kenapa kalian seperti anak kecil begitu! Leera-a cepat urusi ikanmu!” D.O melerai mereka berdua. Leera masih saja memberikan death glare nya pada Kai yang sedang terkekeh sehabis mendengar Leera diocehi D.O.
“Ikanmu .. Leera ikanmu.. GYAHAHA…” Kai terkekeh lalu berusaha menjauh dari jangkauan tangan Leera. Sementara Leera hanya mendengus kesal. Ia ditarik D.O agar mendekat ke kompor.
Leera pun kembali menatap kompor itu dengan tatapan takut. Ia bisa melihat minyak yang memercik ke atas. Ia pun menaruh tangannya di atas dahi. Seperti menghindari lemparan bola salju dan meghindari sinar matahari yang terik. D.O yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepala.
“Kai.. jangan tertawakan dia. Dia ini belajar memasak demi kau” Pernyataan D.O membuat Kai semakin terkekeh. “Demi aku? Ckck Leera gamsahamnidayoo~” Kai tersenyum miring pada Leera yang terlihat kesal. Dalam hati, Leera hanya menjerit jerit tidak terima.
‘Mengapa hari ini begitu sial!’  Jeritnya dalam hati.
Lalu aksi belajar memasak ikan itu pun berakhir bahagia.
~
“Yeah sudah jadi!” Pekik Leera girang. Ia bangga terhadap ikan yang telah di gorengnya. Yeah, walaupun merintangi banyak halangan seperti kekehan Kai tadi. Kini semua anak geng exo sudah terduduk di meja makan.
Sementara Leera sibuk menyajikan ikan itu dengan piring. “Yeah, tinggal disajikan.. semoga rasanya enak!” pekik Leera dari dapur.
Ia pun menaruh ikan itu diatas sebuah piring datar yang lebar. Lalu ia membawa piring besar itu ke meja makan. Disana 5 orang namja sudah memegang masing masing garpu dan pisau. Air liur menetes di bibir Baekhyun, padahal dia sudah makan kare tadi.
Leera pun melangkah dari dapur secara perlahan. Menjaga agar ikan itu tetap seimbang.
DRAP DRAP
Semua mata namja itu beralih padanya yang sedang melangkah menuju mereka. Tentu saja menatap ikannya.
Lalu akhirnya Leera sampai di meja makan. Ia menaruhnya secara hati-hati. “Ya.. ikannya siap disantap!” Pekik  Leera riang. Kai yang melihat itu hanya menaikan alisnya. ‘Sejak kapan Leera jadi seriang itu? Mustahil’
Leera lalu memutuskan untuk duduk juga. Namun ternyata kursi yang kosong hanya ada di sebelah Kai. Tempat duduk itu sangat ekslusif. Leera menatap kursi yang tersisa itu dengan tatapan horror. Ia lalu menatap tajam Kai seakan mengucapkan. ‘Ya! Kau merencanakannya?!’
Kai hanya mengangkat pundaknya. Lalu menyambar ikan itu. “Cepat duduk atau aku habiskan ikannya..” Kata Kai santai. Ia lalu memasukan daging ikan itu ke dalam mulutnya dan mengunyahnya dengan santai. Sementara Leera masih menatap kesal padanya. Namun akhirnya dia duduk.
“Bukankah sesama partner harus duduk berdampingan?” Kata Baekhyun sambil tersenyum evil.
Leera hanya memutar bola matanya dan menyambar ikannya. Lalu mengunyahnya dengan kunyahan yang keras. ‘Damn you Kim Jong In!’ pekiknya dalam hati menyalahkan Kai.
D.O lalu nyeletuk. “Bagaimana? Enak tidak?”
Suho, Baekhyun dan Sehun menjawab “Sangat enak!!” Dibalas senyuman dari Leera . “Gamsahamnida..” Timpal Leera lalu melanjutkan makannya.
Sementara itu D.O menatap horror pada Kai. “Ya! Kau ini kenapa?”
Kai lalu mengangkat bahunya dan berujar. “Ya ya.. enak enak..” Katanya tanpa seulas senyum sama sekali. Lalu melanjutkan makannya dengan lahap. Tanpa sadar Leera tersenyum memandang Kai yang makan dengan lahap.
Kai menyadarinya, “Mengapa tersenyum begitu?” Katanya innocent. Leera lalu membalikan pandangannya. “Tidak.. ih siapa yang tersenyum eoh?”
Sementara itu D.O, Sehun, Suho, Baekhyun tertawa memandangi tingkah mereka berdua.
Setelah hening berlanjut lama. Tiba-tiba Suho nyeletuk. “Hey, jelaskan pada kami mengapayeoja ini bisa tinggal di apartemenmu, Kai..” Suho memandang Kai dengan menyelidik. Kai dan Leera lalu berpandangan lama. Dan akhirnya Kai menjawabnya duluan.
“Kami memang tinggal bersama. Ini bukan hanya apartemenku, hyung..” Jawabnya santai lalu menyantap ikannya lagi. Sementara D.O yang mendengarnya berdehem.
AniyaOppa. Ini adalah apartemenku. Dia hanya menumpang selama sebulan” Timpal Leera yang tidak terima bahwa ini apartemennya Kai juga. Kai lalu hanya mengangkat alisnya tanpa memandang Leera. Leera lalu menginjak kaki Kai dibawah meja.
“Auw!” Kai meringis pelan. Sementara Leera mempelototinya. “Diam kau”
D.O berdehem lagi dan suasana pun menjadi sedikit jengah. Terdengar sebuah gesekan garpu dari Suho.
Suho lalu melanjutkan pertanyaannya. “Ya! Mengapa kalian memutuskan untuk tinggal bersama?” Sepertinya Suho menganggap pernyataan kai tadi benar. Ia tidak menghiraukan pernyataan leera.
“Ya! Oppa.. sudah kubilang yang benar itu bahwa ini adalah apartemenku dan dia hanya menumpang..” Jawab Leera.
Lalu Suho mengangguk paham lalu menimpali lagi, “Ya, mengapa dia menumpang? Dia kan punya rumah sendiri, Leera-a. Dan mengapa kau memberinya tumpangan?”
Leera lalu menjawab santai. “Itu karena.. aku butuh jasanya untuk mengantarku ke sekolah. Ya, mengantarkanku..”
Suho lalu berdehem. “Mengapa tidak naik bis?” katanya.
“Yeah, umm..” Gumam Leera. Kai lalu nyeletuk jahil. “Dia tidak suka wajahnya terkena debuhyung
Spontan Leera kembali menginjak kaki Kai. Sementara Kai hanya meringis. “mwoya?!” ia menatap Leera kesal. “Memang itu kan kebenarannya..?” Lanjut Kai yang berujar pada Leera yang mempelototinya. “Ani!” jawab Leera ketus dan singkat.
“Yasudah, pokoknya itulah ya alasannya..” Suho menatap mereka berdua sambil menelan ludah.
Lalu kembali hening dan mereka melanjutkan makannya. Namun tiba-tiba Sehun angkat bicara setelah mengerti apa yang terjadi,
“Kalau tinggal bersama.. sudah seperti suami istri saja ya..”
Kai dan Leera spontan langsung tersedak.
“Uhuk uhukkkk..” Leera lalu mengambil air dan segera meminumnya. Begitu juga Kai. Leera lalu mengipas-kipaskan tangannya di depan mulut sampai batuknya reda. Ia lalu menarik nafasnya dalam-dalam agar tersedaknya menghilang.
Kai menatap horror Sehun sambil meminum airnya.
Sehun lalu mengalihkan pandangannya dari Kai dan Leera yang terlihat sangat eum.. seram. Lalu dengan segera Suho berdehem.
Baekhyun hanya menahan gelak tawanya. Bisa gawat kalau dia tertawa. Nyawanya bisa habis sia-sia disini. Lalu Baekyun berdehem juga agar tawanya tidak meledak.
D.O lalu bangkit dari kursinya mungkin dia juga ingin mengalihkan akward moment ini. “Baiklah, aku sudah selesai.. lihat ini sudah sore. Sebaiknya kita pulang..”
Lalu Suho, Sehun, dan Baekhyun mengangguk lalu bangkit juga. Suho menunduk pada Leera “Gamsahamnida ikannya..” ia lalu tersenyum pada mereka berdua. Begitu juga Sehun yang berterimakasih secara calm.
Baekhyun lalu menjabat tangan Kai. “Selamat hidup bersama..”
Kai lalu menghembuskan nafas berat dan langsung mengalihkan pernyataan baekhyun tadi. “Hyung sudah terlalu sore.. benar apa kata D.O kalian harus pulang..”
Lalu mereka semua pun menuju pintu. Baekhyun mengakhiri tatapan Kai dengan sebuah wink yang menurut Kai sangat menjijikan.
“Ya! Anyeonghigaseyo!”
BLAM
Pintu tertutup. Kini tinggal Kai dan Leera yang berada di dalam. Mereka menghembuskan nafas lega setelah mereka pergi.
Leera lalu mengalihkan pandangannya kea rah Kai.
“Ya! Pabo!”
Kai lalu menengok santai pada Leera. “Apa yang pabo, ha pabo?”
Leera mendengus kesal dan menjerit pada Kai. “Mengapa kau ajak mereka ke sini, pabo!”
Kai lalu mengangkat bahunya. “Ya! Mollahaeyo!”
Kai memilih menjawab tidak tahu daripada ia menjelaskan cikal bakalnya mengapa geng exo bisa datang kesini. Ya, berawal dari Kai yang mengajak D.O ke apartemennya untuk memasakannya mie karena Leera tidak mau memasakannya. Ya, sebenarnya kalau dipikir-pikir salah Leera juga.
Leera mendengus kesal dan akhirnya mereka berpisah ke ruangan favorit masing-masing.
BLAM
-Akhirnya hari berlarut malam-
Leera POV
Hari sudah malam dan aku hendak tidur. Aku pun bernaluri untuk ke kamar, tentu saja untuk tidur. Tidak terasa hari yang melelahkan ini sudah berlalu. Kini aku tinggal berbaring di ranjang dan menutup kelopak mataku, ya.. Tidur selama 9 jam mungkin bisa menenangkanku dari ribuan emosi yang menyerangku akhir-akhir ini.
Aku pun terus melangkahkan kakiku ke kamar sembari menahan kantuk. Aku pun berjalan ke pintu dengan mata setengah tertutup. Lalu setelah aku sampai di ambang pintu kamar kulihat badan besar yang juga berdiri di ambang pintu. Seperti nya Kai berada dengan timing yang tepat untuk masuk. Ya, entah secara bersamaan kami mematung di ambang pintu.
Dan.. aku menatap wajahnya malas.. Lalu aku pun teringat sesuatu.
Dia akan se-rua-ngan de-ngan-ku.
Aniya! Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak tidur sekamar dengannya. Paboya, kalau tiba-tiba nanti malam dia melakukan yang tidak-tidak bagaimana? Atau… kalau aku mengigau parah dan tiba-tiba dia melihatnya? GAWAT. Kalian tahu kan saat aku bangun tidur rambutku begitu berantakan. Dan.. bisa saja kegiatan mengigauku itu sangat eummm.. parah.
Aku pun mengerjap seketika saat ia menegurku dengan nada datarnya. “Leera-a? kau tidak tidur?”
Mendengarnya begitu aku lalu memutar bola mataku padanya. Jujur aku sedang malas menjerit-jerit padanya. Aku sudah lelah dan mengantuk. Aku pun menatapnya lekat dan menghembuskan nafas berat,
“Ya.. Kim Jong In. Sebaiknya kau tidur diluar. Ini adalah ruanganku..” Aku pun hendak menerobos badannya yang besar itu. Namun ia segera menghalangi pintu. “Waeyo?” Katanya menyelidik. Sementara aku hanya memandangnya dengan tatapan mengantuk.
Waeyo Park Leera?” Lanjutnya ketus. Aku tidak menjawab. Tetap menerobos badan besarnya itu.
“Ya! Bisakah kau minggir?” Jeritku yang sudah tidak tahan. Dia sangat kepo dan menyebalkan. Bahkan menjelang tidur pun dia bisa membuat onar.
Ia lalu mengeraskan rahangnya dan bergemeletuk. “Jawab aku dulu, Leera-a.. mengapa aku tidak boleh tidur di dalam?”
Aku pun meresapi ucapannya dan membalasnya dengan kegiatan menguap. “Ya kau tahu? Tidak baik bagi kita tidur seruangan ne?” Jawabku. Sementara Kai menggeleng tidak puas.
“Leera-a? itu alasan yang tidak logis. Kita hanya tidur satu ruangan bukannya satu ranjang!” Balas Kai dengan nada yang ditinggikan. Ia lalu mengangkat alisnya. “Ya terserah padamu, yang jelas aku mau tidur..” Kai lalu membalikan badannya dan segera masuk ke dalam kamar. Oh damn! Mengapa dia yang terlebih dahulu masuk eoh?
Pupil mataku pun mengecil menatapnya. Sontak aku berteriak melihat tingkahnya yang terlampau santai, namun bagiku ini masalah serius!
“Ya! Kim Jong In! Ini serius! Kau sebagai namja tidur di luar! Di sofa!” Aku menjerit padanya dari ambang pintu. Kepalanku dari detik ke detik mengeras. Sedangkan anak itu. Ia tidak bergeming dari posisi berbaringnya. Alangkah cepatnya dia tidur eoh?!
Aku pun berinisiatif untuk masuk. Aku kini telah berada di sampingnya. Ia telah tertidur dengan menutup wajahnya dengan bantal. “Tch..” Cibirku. Lalu aku pun memikirkan sesuatu agar dia dapat terbangun dari situ dan kembali tidur di sofa. AHA!
Aku pun melirik tangannya dan berniat menariknya dari atas ranjang agar ia terjatuh. Tapi….. AKU KAN TIDAK MAU BERSENTUHAN DENGANNYA CIH!
Aku menggeleng keras mendapati ide bodohku itu. “Bisa-bisa dia ke-enakan..” Gumamku penuh percaya diri. Aku pun menghembuskan nafas berat yang melihatnya tertidur pulas disana. Kalau saja aku bisa melihat wajahnya saat ini. Mungkin aku sudah sangat iba,
Ya?! Iba?! Sejak kapan Park Leera iba dengan namja begini?!
Aku menepis pikiran bodohku dan segera keluar kamar. Pasrah dan tenang. Tak lupa aku mengambil peralatan tidurku dan segalanya.
Peralatan tidurku ku baringkan di atas sofa. Aku menggelar selimutku untuk mengalasi badanku. Dan akhirnya.. aku tertidur.
#
00.00 KST
Author POV
Suara detik jam itu terdengar sangat jelas. Namja yang tertidur dengan menutupi wajahnya dengan bantal itu kini terusik karenanya. Ia pun melepaskan bantal itu dari dekapannya dan mengerjapkan matanya beberapa kali. Lalu ia berdecak kecil dan pandangannnya sontak teralih ke pintu kamar yang masih terbuka. Lalu ia dengan cepat memandang sebuah ranjang lagi di sebelah ranjangnya dan ia tidak mendapati siapa-siapa yang tertidur disana. Di dalam hatinya ia berfikir,
“Leera, dimana dia?”
Ia pun dengan segera bangkit dari tidurnya. Tanpa basa-basi dan melenggangkan tubuhnya. Ia langsung berdiri bahkan berlari untuk mencari yeoja itu. Sampai di luar kamar ia menengok sekelilingnya dan dengan instingnya ia menghampiri sofa. Betapa kagetnya ia mendapati Leera yang tertidur disana.
Ia tertidur di dalam dekapan selimutnya. Alisnya menekuk sangat keras saat tidur. Beberapa helaian rambutnya menutupi sebagian wajahnya. Bibir nya yang kecil itu terkatup rapat. Kai melihat deru nafasnya melalui selimut yang dipakainya yang naik turun sedari tadi.
Kai lalu mendekati yeoja itu. Ia sedikit menunduk dan berjongkok agar wajahnya sejajar dengan wajah Leera. Leera tampaknya tertidur sangat pulas, sehingga dia tidak bergeming sama sekali. Kai lalu memandangi wajah yeoja itu dengan detil serta meminggirkan beberapa helaian rambut yang menutupi sebagian wajahnya. Lalu Kai berujar pada Leera yang sedang tidur,
“Kau tahu Park Leera.. kau yeoja yang sangat naïf”
Kai lalu membuka selimut Leera. “Mianhae..” Gumam Kai seraya membuka seluruh selimut itu dari tubuh Leera. Lalu selimut itu ia singkirkan dari sofa.
Kai lalu meraih punggung yeoja itu serta sendi lututnya. Ya, dia berusaha memindahkan Leera ke kamar. Dia ingin menggotongnya.  Setelah itu ia berusaha berdiri dan menahan bobot yeoja itu. Yeah, sungguh berat. Namun, bagi Kai itu memang wajar dan memang tugas seorang lelaki.
Kai lalu melangkah pelan ke kamar sambil menggotong yeoja itu. Menjaga agar yeoja itu tidak jatuh. Sementara Leera ia sama sekali tidak bergeming dari tidurnya. Ia hanya mengerang kecil, yaitu efek dari mimpinya.
Kai yang menyadarinya. Spontan menenangkan Leera  dengan desahan kecilnya, “sshh…” Kata Kai pelan. Lalu Kai kembali melanjutkan langkahnya dan kini mereka telah sampai di kamar.
Kai langsung menjatuhkan tubuh Leera diatas ranjang dengan perlahan. Setelah menaruhnya Kai menghembuskan nafas lega.
Tiba-tiba Kai merasa sangat lelah dan mengantuk,  iapun terduduk di ranjang Leera. Ingin duduk sejenak disana. Namun bukannya terduduk sementara,  Kai malah tak sengaja tertidur  disana. Kepalanya dengan lemas terjatuh ke bantal dan ia sudah masuk ke alam mimpi.
#
>Keesokan Harinya
Leera POV
Sebuah sinar terik dari jendela mengenai mataku. Aku pun mengucek-ucek mataku beberapa kali. Dan menatap sinar itu dengan tatapan kesal. Aku lalu menguap besar dan berdecak ngantuk. Kurasa aku masih sangat mengantuk, sehingga mata ini belum sepenuhnya terbuka lebar. Mulutku pun masih mengatur saliva agar kembali normal.
Aku lalu melenggangkan tanganku ke atas dengan mata masih tertutup dan kembali menurunkan tanganku. Namun, sepertinya aku menyentuh sesuatu..
Ha? Tubuh siapa ini ? mmengapa.. bisa ada di.. sebelahku?!
Aku pun menengok sebelah kiriku dengan slow motion. Nafasku terhenti dan mulutku menganga saat mendapati siapa yang berada di sampingku. Dadaku perlahan naik turun dan akhirnya….
“KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!”
Aku segera bangkit dari ranjang itu. Dan menatap emosi namja yang bernama Kai itu berbaring di sebelahku saat aku tidur tadi.
“Tidak mungkin… ini tidak mungkin…”
Refleks aku menyentuh seluruh anggota tubuhku. Mulai dari atas hingga bawah. Aku pun memandang kancing baju tidurku. Lalu memandang celana yang kupakai.
“Apa yang pabo itu lakukan?” Kataku parau. Lalu aku bergidik sendiri memandangnya yang tertidur sangat pulas itu. Aku pun mundur secara perlahan dari ranjang dan memandangnya horror…
Ya! Kim Jong In! Apa yang kau lakukan padaku?!
Bukannya tadi aku tidur di sofa?!
Aniya! Kau menyentuhku!!
Tatapan takutku sontak menjadi benci yang membara. Aku tidak terima aku diperlakukan seperti ini. Aku memandangnya kesal, sebal dan benci. Bodoh sekali! Mengapa ia melakukan ini padaku! Aku masih SMA dan masih mau melanjutkan hidupku sebagai pelajar!
Tiba-tiba suara detik jam memenuhi telingaku. Aku pun menganga lebar saat mendapati sekarang pukul berapa.
“ANIYYA! JAM SETENGAH TUJUH!” Aku pun memandang horror namja itu. Apa aku harus membangunkannya?
Ya! Harus!
Karena dialah yang akan mengantarkanku ke sekolah nanti! Dia lah patokan nya!
Aku pun tanpa babibu menepis seluruh perasaan takutku dan mendekatinya. Mengguncang-guncang tubuhnya dengan kasar.
“Kai! Kai-a!! bangun ini sudah telat!! Kau harus bangun!!”
Aku terus mengguncang-guncangnya. Namun ia tak kunjung bergeming juga. Aku pun segera terbirit ke kamar mandi dan mengambil gayung. Hahaha rasakan ini!
BYURRR!
Sontak Kai terbangun! Ya! Hanya airlah yang membuat si pabo itu bangun!
Ia mengerjap-kerjapkan matanya dan menatapku kaget. “Ya! Mengapa membangunkanku?!”
Aku pun sontak berteriak kesal padanya. “Ini sudah telat Kim Jong In pabo!”
Kai pun segera bangun dan menuju kamar mandi. Mwoya?! Hey aku yang harus nya mandi duluan! Kan aku yang bangun duluan! Dasar pabo!!!
Aku pun mengejarnya ke kamar mandi.
“Ya! Ya! Aku yang mandi duluan pabo!!!”
Dia tetap berjalan ke kamar mandi. Ya! Kenapa dia begitu kebal! Huh emosi ku naik lagi pagi ini!
Aku pun kini menghalangi nya masuk kamar mandi. Kulihat dia menerbitkan smirknya lagi. Tch, aku saja tidak sempat marah padanya saat kejadian ranjang tadi. Aku hanya tidak mau telat ke sekolah!
“Kai! Sebaiknya aku duluan karena aku yang duluan bangun! Kau tahu aku membangunkanmu agar kau tidak tertidur sampai aku selesai mandi!”
Kai hanya mengangkat sebelah alisnya. “Kalau begitu mandi bersama saja agar menghemat waktu..” Katanya ya! Datar! Paboya! Byuntae yadong! Aku melotot padanya.
Akupun semakin geram padanya. Sementara ia , mengapa menjadi semakin santai?
“Ya, pokoknya aku duluan..”
Shit! Ia sudah duluan masuk kamar mandi! Mengapa sekarang aku selalu kalah dengannya ishhh..
Aku pun menggedor-gedor pintunya.. “Ya! Kai! Keluar!”
Lalu aku mendengar suara Kai dari dalam. “Ya pabo! Aku sedang telanjang dan kau ingin aku keluar hah?!”
Aku pun mengurungkan niat ku untuk menggedornya lagi. Lalu menggeram kesal dan segera berlalu ke dapur. Ya! Lebih baik aku menyiapkan sarapan saja.. dan juga, menyiapkan namjaitu sarapan sebelum ia mengadu pada teman-teman exo nya itu!
Aku pun menyiapkan dua helai roti dan mengaduk dua gelas susu. Sekelebat waktu sarapan sudah tersaji di meja makan.
Setelah semua siap aku pun langsung terbirit menuju kamar mandi. Dan lihat apa yang kudapatkan? Ia belum keluar dari kamar mandi! Apa saja sih yang dia lakukan disana?! Menyebalkan! Ini sudah jam berapa!
Aku pun menggedor gedor pintunya.
“Ya!!! Ini sudah jam berapa! Lama sekali kau mandi..  pa-bo!!”
SRETT
Pintu itu lalu dengan segera terbuka. Aku pun melihat Kai yang hanya memakai handuk sampai pusarnya itu.
“KYAA!”
Aku langsung menutup wajahku dan tidak mau melihatnya. Teringat jelas tadi di perutnya ada sebuah kotak-kotak yang aneh? Hah si pabo itu punya abs? palingan kelainan gen atau penyakit lainnya. Tidak mungkin ia punya abs-_-
Sepertinya Kai sadar akan tingkahku yang sangat panik. Lalu ia hanya menggeleng-gelengkan kepala nya seraya berkata “Baru segini saja kau sudah histeris, Park Leera..” Lalu ia berlalu.
Satu kata yang bisa mendekripsikannya. Ya!
GILA!
Dia pikir dia apa?! Huh!
Aku pun tanpa basa-basi lagi masuk ke dalam kamar mandi. Dan menutup pintunya dengan keras. “Tch!” Timpalku mencibir.
Oh iya! Aku belum memperingatinya. Ini adalah suatu teknik agar namja itu trauma. Sebuah pengumuman ancaman demi keselamatanku saat mandi.
Aku pun membuka pintu kamar mandi dan menjerit.
“Ya! KIM JONG IN! JANGAN COBA-COBA MENGINTIPKU MANDI! ATAU KAU TAHU AKIBATNYA!”
BLAM!
Aku langsung menutup pintu itu dan mandi dengan tenang.
#
Author POV
Kai sedang menikmati roti selai nya dengan nikmat. Perlahan selai stroberi itu ia hisap dalam-dalam. Lalu ia menjilati bibirnya. Setelah habis, ia lalu meneguk perlahan susunya, membuat jakunnya naik dan turun.
“Ahh..” Ucap Kai lega. Kai lalu memandang yeoja yang sedang meneguk susunya juga, Park Leera. Dari tadi mereka sarapan namun tak ada sepatah katapun terucap di antara mereka.
Kai lalu berdehem dan menunduk ke bawah meja. Melihat kearah lutut Leera yang tertutup rok. Tanpa sadar Kai tersenyum memandangnya, itu berarti Leera sudah tidak memendekan roknya lagi.
Leera pun memandang Kai yang habis menyembulkan kepalanya dari bawah meja dengan tatapan menyelidik. “YA! Apa yang kau lakukan?”
Kai hanya menjawab Leera dengan senyum miringnya. Lalu tiba-tiba Kai nyeletuk. “Mengapa rok mu tidak di pendekan lagi hari ini?”
Leera yang mendengar itu sontak terbatuk-batuk dan menepuk dadanya beberapa kali. Kai berusaha menahan kekehannya dan menyodorkan air putih pada Leera.
Leera lalu meminumnya dan segera bangkit dari tempat duduk dan memakai tas selempangnya. “Kajja.. ini sudah telat..”
Kai lalu bangkit juga dan membisiki Leera dari belakang seraya berjalan keluar apartemen. “Apa kau takut untuk memendekan rok mu?”
Leera yang mendengar itu spontan menjauh dan menjerit. “Ya! Jangan campuri urusanku! Mau kupanjangkan atau kupendekkan! Itu urusanku! Tidak ada hubungannya denganmu!”
Leera lalu memberi isyarat pada Kai agar cepat keluar dari pintu.
Kai keluar dari pintu dengan kekehan. “Gyahaha.. tentu saja ada hubungannya denganku..” Lalu Kai segera berlalu duluan dan menuju tempat parkir.
Leera mendengus kesal menatap bahunya yang semakin menjauh. Lalu ia pun berusaha mengejarnya.
“Ya! Chankaman!”
###
Kelas, SAS
Chanyeol berdiam di kursi nya seraya bercanda dengan Seohyun. Seohyun hanya menatapnya ramah dan membalasnya dengan tertawa kecil. Kebiasaan Chanyeol yang memukuli benda saat ia tertawa pun ia lakukan sehingga membuat Baekhyun menoleh padanya dari kejauhan. Dari balik eyelinernya ia menatap lekat sosok Chanyeol. Sosok yang sangat ceria. Di lubuk hatinya, namja ber eyeliner itu bersyukur karena kini Chanyeol sudah berada di aliansinya.
Ia pun segera menghampiri namja tinggi itu. “Ya! Chanyeol-a!”
Sontak Chanyeol menghentikan mulutnya yang terus mengoceh dan membalikan badannya untuk melihat si pemanggil. Ia menatap Baekhyun dengan tatapan bingung dan juga tidak mengerti.
Haruskah ia membalas panggilan teman barunya itu dengan senyum ceria seperti biasanya. Atau malah berbalik serius? Jujur Chanyeol sangat bingung dengan mereka (Baekhyun, Suho, D.O, Sehun dan Kai). Belum saja ia sempat mengenali mereka dengan baik, namun mereka sudah mengatakan sesuatu yang tidak terduga.
“Selamat datang di gank EXO, Park Chanyeol”
Kata-kata itu terus terngiang di fikiran Chanyeol. Membuatnya teralih dari dunia nyatanya.
Alhasil Baekhyun mendapati Chanyeol yang tidak membalas sapaan riangnya. Dia hanya mendapat tatapan bingung dari Chanyeol. Tatapan yang menunjukan dirinya tidak mengerti dengan apa yang terjadi.
Dengan langkah ringan Baekhyun menuju ke tempat Chanyeol mematung. “Park Chanyeol?” Katanya sambil menepuk bahunya. Chanyeol menyadari sebuah hentakan di pundaknya dan secara refleks dia mundur.
Sementara Seohyun yang mendapati keanehan Chanyeol, yeoja itu menautkan alisnya dan berbisik pada Chanyeol. “Chanyeol-a apa yang terjadi denganmu?”
Chanyeol pun tersadar dari lamunannya. Pandanganya langsung teralih pada namja yang berdiri tidak jauh di depannya. Ia pun menyadari tatapan Baekhyun yang menyiratkan kebingungan. Chanyeol menggaruk tengkuk nya dan menghembuskan nafas berat.
Ne, ada perlu apa Baekhyun-ssi?”
Baekhyun menghentikan tatapan bingungnya pada Chanyeol. Ia lalu mengedipkan matanya beberapa kali dan memasukan tangannya di kantung. “Ah…” Balas Baekhyun, terlihat berfikir. Dengan sabar Chanyeol menunggunya. Ia merasa bersalah karena telah membuat Baekhyun menunggu terlalu lama.
TETTTTTT!
Suara bel berderang memenuhi sepenjuru sekolah SAS. Baekhyun yang sibuk berfikir pun langsung memutuskan kontaknya dengan otak. Ia lalu menghembuskan nafas lega setelah menyadari para siswa kembali ke kursinya masing-masing. “Yeah, mungkin lain waktu..” Baekhyun menaikan pandangannya pada Chanyeol dan segera berlalu.
Chanyeol dan Seohyun lalu bertatapan sembari menyadari bahu Baekhyun yang semakin menjauh. Lalu mereka kembali ke bangku masing-masing.
Sebagian murid kini sudah duduk di kursinya. Entah apa yang mereka lakukan untuk membenahi mejanya dan juga buku-buku. Sementara itu beberapa murid yang terlampau barbar, masih memilih berdiri di depan kelas sembari mengobrol.
Suho dengan tatapan kesal memandang segelintir temannya itu. “Kuharap kalian mengerti, bahwa bel sudah berbunyi sejak dua menit yang lalu..”
“Kau tahu kali ini pelajaran siapa?” Suho mengangkat sebelah alisnya pada temannya itu. Mereka sesegera mungkin berlari memasuki kelas sambil bergidik ngeri.
Mendapati temannya yang sudah menyentuhkan pantatnya di kursi, Suho mengangkat sebelah bibirnya. Membentuk senyum yang sangat indah. Ia lalu melanjutkan langkahnya ke dalam kelas. Lama-kelamaan ia sudah terduduk di kursinya.
Dengan suara hak yang tajam guru itu masuk. Membawa semacam berkas dan juga sebuah penggaris kayu tebal dan panjang terselip di antaranya. Guru yang berperawakan pendek dan padat. Sebuah hiasan lipstik merah menghiasi bibirnya dengan rata. Guru itu lalu menuju kursinya dan meletakan semua barang miliknya di atas meja. Ia pun menatap muridnya satu persatu dan mulai menghembuskan nafas berat. Ia lalu berdecak kesal melihat dua buah bangku kosong.
“Telat atau malah lebih buruk?” Gumamnya pada diri sendiri. Namun dengan jelas D.O yang duduk tepat di depannya mendengar dan bergidik ngeri. Tak lain tak bukan kedua bangku tersebut adalah milik Kai dan Leera.
D.O yang menyadari kedua temannya itu akan telat langsung memejamkan matanya dengan keras. Tak bisa membayangkan apa yang terjadi selanjutnya dengan mereka.
To Be Continued
Next Part
“Park Leera.. ppali, aku sudah telat begitu juga dengan kau!”
“Jangan buat aku terkena hukuman karena ulahmu!”
“Kim Jong In berdiri di luar!”
“Se-la-mat men-ja-la-ni hu-ku-man!”
“Iya! Siapa dia oppa?”
“Apa dia yang membuatmu begini?”
‘kenapa? kenapa Kai begitu baik padaku?’